Pelopor.id | Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Desa Wisata Gampong Ulee Lheue di Kota Banda Aceh yang masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
“Saya ingin mengucapkan selamat untuk Desa Wisata Gampong Ulee Lheue yang tembus 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 dengan kelengkapan potensi wisata dan ekonomi kreatif. Ada wisata alam, budaya, juga yang begitu bermakna adalah wisata sejarah,” tuturnya dikutip Jumat, (05/08/2022)
Sandiaga menjelaskan, wisata sejarah tersebut terkait dengan bencana tsunami yang terjadi di Desember tahun 2004. Di mana Desa Wisata Gampong Ulee Lheue yang merupakan kawasan pesisir menjadi salah satu daerah yang sangat terdampak baik korban jiwa maupun bangunan.
Tetapi, di tengah hantaman bencana itu, terdapat Masjid Baiturrahim yang masih berdiri dengan kokoh. Masjid ini satu-satunya bangunan yang tersisa saat gempa dan tsunami, sementara bangunan lain di sekitar masjid bahkan kawasan yang hancur.
Masjid yang merupakan peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17 ini juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Di kawasan masjid ini juga terdapat gallery tsunami yang memajang foto-foto kondisi masjid dan sekitarnya pada saat terjadi gempa dan tsunami.
Selain menjadi gallery, masyarakat juga memanfaatkannya sebagai sentra UMKM desa wisata Gampong Ulee Lheue. Masih terkait dengan sejarah bencana tsunami, di Desa Wisata Gampong Ulee Lheue ini juga terdapat makam massal para korban gempa dan tsunami Aceh tahun 2004.
“Saya harapkan kita semua bersatu-padu untuk menjadikan Gampong Ulee Lheue ini menjadi daya tarik unggulan,” ujar Menparekraf.
Selain wisata sejarah, Desa Wisata Gampong Ulee Lheue juga kaya akan potensi berbasis alam dan budaya. Salah satunya adalah Pantai Cermin. Di sini wisatawan dapat menikmati berbagai wisata air. Di desa wisata ini wisatawan juga dapat menikmati berbagai suguhan seni dan budaya. Seperti Tari Ranup Lampuan, Tari Rapa’i Geleng, juga Tarek Pukat.
Tarek Pukat merupakan tradisi menangkap ikan dengan menggunakan jaring panjang hingga ratusan meter yang ditarik dengan perahu dari darat ke tengah laut. Sandiaga pun berkesempatan turut melakukan tradisi tersebut di kesempatan kunjungannya ke Desa Wisata Gampong Ulee Lheue.
“Desa Wisata Gampong Ulee Lheue berhasil menggabungkan antara wisata berbasis sejarah dan juga pariwisata berbasis alam dan budaya. Saya harapkan kita semua bersatu-padu untuk menjadikan Gampong Ulee Lheue ini menjadi daya tarik unggulan sehingga banyak lapangan pekerjaan bisa tercipta,” tegasnya.
Menparekraf memastikan, pihaknya akan terus memberikan pendampingan dan fasilitasi bagi Desa Wisata Gampong Ulee Lheue untuk terus berkembang. Termasuk melibatkan pihak swasta untuk memberikan pendampingan mulai dari pelatihan sadar wisata, peningkatan kapasitas SDM, juga peningkatan sarana dan prasarana serta pemasaran.
“Saya harapkan pola pelatihan, pendampingan, bantuan pemasaran atau marketing ini akan berjalan. Karena data-data yang kami dapatkan tahun lalu, di tengah-tengah pandemi justru pariwisata ke desa wisata seperti ini naik 35 persen. Jadi ini yang kita harapkan akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya targetnya 1,1 juta delapan kerja tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024,” tandas Sandiaga.
Pj. Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq mengapresiasi dukungan Kemenparekraf/Baparekraf dalam pengembangan pariwisata di Banda Aceh.
“Suatu keberkahan bagi kami warga Banda Aceh. Kepada Bapak Menteri kami berharap agar wisata Banda Aceh terus dipromosikan,” ucap Bakri Siddiq. []