Jakarta – Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), kembali menggaungkan Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui rangkaian aksi penanaman mangrove dan pohon sukun di Pulau Tidung Kecil, Kepulauan Seribu pada Jumat (25/06/2022) .
Penanaman mangrove dan pohon sukun ini, hasil kerjasama Kemenko PMK dengan Pemda Provinsi DKI melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Kepulauan Seribu.
Aksi nyata Penanaman 10 Juta Pohon kali ini, adalah lanjutan dari aksi nyata yang telah di-launching Menko PMK Muhadjir Effendy pada akhir Mei 2022 lalu di Bali. Aksi tersebut menjadi komitmen pemerintah sebagai bentuk aksi nyata cinta lingkungan dan menekan dampak perubahan iklim.
Pulau Tidung Kecil sendiri, dipilih menjadi tempat penanaman mangrove dan sukun lantaran mangrove sangat berperan besar menjaga ekosistem pesisir. Sementara pohon sukun dipilih karena pohon sukun adalah tanaman endemik di Pulau Tidung Kecil.
Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu, Devi Lidya Menjelaskan, penanaman pohon sukun juga sangat penting kali ini, sebab pohon sukun di Pulau Tidung Kecil sebagian besar meranggas kering akibat banjir rob. ia meyakinkan bahwa Pemprov DKI mendukung Aksi Nyata Penanaman Sepuluh Juta Pohon ini khususnya di Kepulauan Seribu.
“Pemerintah DKI Jakarta menargetkan penanaman mangrove 80 ribu batang hingga Oktober tahun ini. Hal tersebut merupakan target kami sebagai bentuk dukungan Pemerintah DKI dalam mensukseskan Aksi Nyata Revolusi Mental Penanaman Sepuluh Juta pohon yang diinisiasi oleh Kemenko PMK,” tuturnya dikutip Minggu, (26/06/2022).
Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK, Katiman Kartowinomo yang hadir dalam kesempatan itu juga menjelaskan beberapa rangkaian Aksi Nyata Penanaman 10 Juta Pohon di seluruh Indonesia sampai 2023. Ditegaskan Katiman, aksi ini berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai bentuk pengamalan nilai revolusi mental yakni gotong royong.
Katiman menegaskan, bahwa penanaman ini akan berlanjut sampai 80 ribu mangrove di Pulau Tidung Kecil hingga akhir tahun. Menurutnya, kegiatan penanaman pohon merupakan bagian dari pembudayaan cinta lingkungan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Selain unsur pemerintah, kami juga berkolaborasi dengan ormas keagamaan, perguruan tinggi, kelompok masyarakat, dan lainnya. Masyarakat banyak yang sudah paham pentingnya menanam pohon, bahkan ada yang swadaya menyedikan bibit sendiri dan menanamnya,“ ungkap Katiman.
Aksi gotong Royong ini, Lanjut Katiman, diharapkan menjadi budaya populer bagi masyarakat. Harapannya Aksi Nyata Penanaman Sepuluh Juta Pohon ini akan terus dikampanyekan dan dilakukan secara konsisten dapat sedikit memberi dampak pada kelestarian bumi Indonesia. []