Jakarta – Penerima vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau booster, akan memiliki kadar antibodi berlipat-lipat jika dibandingkan penerima dosis kedua. Peningkatan kadar antibodi tersebut, tentu akan sangat melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19.
Hal ini, disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (31/05/2022).
“Data yang kita lihat dari dua Sero survei terakhir kepada masyarakat yang sudah divaksinasi (lengkap) dan divaksinasi booster, booster itu meningkatkan kekebalan tubuh kita, meningkatkan kekuatan antibodi kita atau menguatkan kadar antibodi kita itu berlipat-lipat kali ordenya,” tutur Menkes.
“Rata-ratanya itu (kadar antibodi meningkat) 300-400 kalau dua kali (vaksin), tapi kalo begitu di-booster naiknya ribuan, rata-ratanya itu mendekati 6.000 titer antibodinya,” sambungnya.
Menkes juga menyampaikan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, pemerintah akan terus meningkatkan laju vaksinasi booster yang hingga saat ini baru mencapai sekitar 25 persen.
Menkes juga memastikan, stok vaksin yang ada di tanah air mencukupi untuk kebutuhan vaksinasi bagi masyarakat.
“Arahan Bapak Presiden juga sekaligus untuk mempercepat stok vaksin yang banyak yang ada di daerah-daerah sekarang, itu segera menerapkan booster,” ujarnya.
Adapun sampai akhir tahun 2022, Indonesia akan kedatangan sekitar 74 juta dosis yang sebagian besar berasal dari hibah.
“Kebetulan Indonesia cepat sekali melakukan vaksinasi, sehingga negara-negara maju senang mengirimkan vaksin hibahnya ke Indonesia karena mereka tahu akan bisa dimanfaatkan dengan cepat,” ungkap Budi.

Sementara sampai April 2022, Pemerintah RI telah menerima sebanyak 474 juta dosis vaksin yang terdiri dari 344 juta dosis vaksin hasil pembelian dan 130 juta dosis dari hibah atau donasi.
Sedangkan jumlah dosis vaksinasi yang berhasil disuntikkan hingga akhir Mei ini berdasarkan data Kemenkes adalah sekitar 413,36 juta dosis.
Lebih lanjut Menkes memberitahu bahwa ada sejumlah vaksin covid-19 yang masih tersimpan di lemari pendingin namun sudah kedaluwarsa yang akan dimusnahkan agar kapasitas penyimpanan vaksin cukup untuk menampung stok vaksin lainnya.
“Arahan Bapak Presiden, agar pemusnahan itu dilakukan dengan sesuai aturan yang berlaku dan didampingi dengan BPKP, Jaksa Agung, dan aparat-aparat penegak hukum lainnya, sehingga dibuat menjadi lebih transparan dan terbuka,” sebut Menkes.
“Prosedurnya juga sesuai dengan aturan yang berlaku. Tapi, itu penting untuk segera dilakukan agar tidak menghambat program-program vaksinasi berikutnya karena gudang-gudangnya itu penuh,” tandasnya. []