Jakarta – ASEAN bakal memiliki Pusat Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Menular (ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases/ACPHEED). Hal ini setelah semua menteri kesehatan se-ASEAN menyetujui pendirian ACPHEED dalam acara 15th AHMM di Hotel Conrad, Bali, Sabtu (14/05/2022).
“Kita setuju untuk membentuk ACPHEED. Intinya adalah pusat kerjasama ASEAN untuk menghadapi potensi adanya outbreak pandemi ke depannya,” tutur Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dikutip dari laman resmi Kemenkes Senin, (16/05/2022).
Menkes Budi menyebutkan, terdapat 3 pilar untuk membentuk ACPHEED, antara lain pilar surveilans, deteksi, dan respons. Ada juga pilar manajemen risiko.
Menkes juga mengungkapkan, bahwa Tiga negara yang sudah memberikan komitmen untuk masing-masing pilar tersebut adalah Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Tiga negara itu, akan bekerja sama untuk mempersiapkan segalanya apabila ada potensi outbreak.
ACPHEED juga bakal mengintegrasikan protokol kesehatan yang ada di negara-negara anggota ASEAN.
“Itu nanti kita sinergikan. Kalau ada negara anggota ASEAN memiliki kasus pandemi yang sudah sangat turun, maka relaksasi dari prosesnya lebih tinggi dibandingkan negara lain yang kasusnya belum turun,” tegas Menkes.
ACPHEED sendiri berlaku di ASEAN tapi kompetensi utamanya ada di 3 negara yakni Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Sebab, 3 negara ini yang mengajukan bahwa mereka mau memiliki kantor di Indonesia untuk salah satu dari kompetensi baik surveilans, deteksi, atau respons. []