Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, pihaknya telah menyusun skenario penerapan ekonomi biru secara holistik guna memulihkan kesehatan laut dan mempercepat pertumbuhan ekonomi kelautan yang berkelanjutan di Indonesia.
Skenario tersebut meliputi:
1. Ekosistem laut sehat dan berkelanjutan
2. Penangkapan ikan sesuai dengan potensi lestarinya yakni terukur berbasis kuota.
3. Budidaya ikan ramah lingkungan dan efisien
4. Pengawasan integratif
5. Partisipasi aktif masyarakat
6. Peningkatan nilai tambah
7. Tersedianya layanan sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan bagi masyarakat kelautan.
Menteri Trenggono menjelaskan, dengan hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan ingin memastikan bahwa sumber daya perikanan RI akan lebih berkelanjutan. Selain itu, PDB perikanan, ekspor, dan pasar perikanan dunia perlu ditingkatkan masing-masing 2%, 7%, dan 1,8% per tahun.
“Sebagai perbandingan, pangsa pasar dan produksi perikanan kita diproyeksikan meningkat hingga sebelas persen dan lebih banyak perikanan budidaya daripada perikanan tangkap di tahun-tahun mendatang,” tuturnya saat menjadi narasumber dalam Leaders Forum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bertajuk “Indonesia 2045: Sebuah Blueprint” yang berlangsung di Balairung UKSW, Rabu (11/05/2022).
Pada forum tersebut, Menteri Trenggono juga menyampaikan presentasi tentang “Visi Indonesia 2045: Ekonomi Biru untuk Perikanan Indonesia”. KKP memandang, ekonomi biru sebagai salah satu acuan utama untuk membuat laut Indonesia berkelanjutan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat maupun nasional.
Menteri Trenggono juga menegaskan, beberapa strategi dalam implementasi kebijakan ekonomi biru di Indonesia, di antaranya berupa penataan pemanfaatan ruang laut untuk perlindungan ekosistem pesisir dan laut, di mana seluruh kegiatan harus sesuai dengan alokasi ruang laut, daya dukung, dan mitigasi dampaknya.
Kemudian memperluas zona inti dan peningkatan kualitas kawasan konservasi perairan hingga 30% dari luas laut Indonesia untuk meningkatkan fungsi serapan karbon.
Lalu menjaga keberlanjutan sumber daya ikan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah, dan meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan program penangkapan ikan terukur berbasis kuota. Serta menjaga daya dukung lingkungan dengan budidaya ramah lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.
Menteri Trenggono juga memaparkan, terdapat tiga fase utama untuk transformasi perikanan sampai 2045. Pertama yakni meletakkan fondasi yang kuat antara lain dengan menerapkan manajemen kuota perikanan tangkap dan restrukturisasi ekonomi nelayan dan pembudidaya ikan, percepatan pertumbuhan sebagai fase kedua yang berfokus pada ekonomi biru, serta fase ketiga memperkuat pertumbuhan.
Melalui skenario dan strategi yang telah disusun, Menteri Trenggono optimis sebelum mencapai tahun 2045, Indonesia mampu menjadi pengelola perikanan berkelanjutan yang diakui dunia. []