Jakarta | Pemerintah telah merealisasikan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 70,37 triliun hingga 28 April 2022. Angka itu setara dengan 15,4 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 455,62 triliun.
“Terkait dengan kinerja penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, realisasinya adalah 15,4 (persen) atau Rp 70,37 triliun,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet.
Secara rinci, Airlangga menyebutkan realisasi untuk Klaster Penanganan Kesehatan sebesar Rp 11,87 triliun atau 9,7 persen dari alokasi sebesar Rp 122,54 triliun. Realisasi ini utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif tenaga kesehatan, klaim pasien, serta insentif perpajakan vaksin/alat kesehatan dan penanganan COVID-19 melalui Dana Desa.
Sedangkan realisasi Klaster Perlindungan Masyarakat mencapai Rp 49,27 triliun atau 31,8 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 154,76 triliun.
Realisasi program bantuan sosial (bansos) yang sudah berjalan antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 14,15 triliun untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), Kartu Sembako Rp 18,8 triliun untuk 18,8 juta KPM, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng Rp 5,8 riliun untuk 19,3 juta KPM, BLT Desa Rp 7,47 triliun untuk 6,12 juta KPM, Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN) Rp 1,7 triliun, dan Kartu Prakerja Rp 1,4 triliun.
Sementara itu, realisasi untuk Klaster Penguatan Pemulihan Ekonomi tercatat sebesar Rp 9,22 triliun atau 5,2 persen dari pagu Rp 178,32 triliun, baik di sektor pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi atau ICT, dukungan korporasi dan UMKM, serta perpajakan.
Disaat bersamaan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yakin kondisi perekonomian Indonesia di tengah momen Idul Fitri hingga saat ini sangat terkendali. Menurutnya, momen tersebut memberikan pemulihan aktivitas ekonomi yang begitu tinggi dan mobilitas masyarakat yang juga sangat cepat.
“Mobilitas masyarakat tercatat keluar rumah meningkat hingga 48,1 persen dibandingkan baseline. Selain itu, Indeks Belanja Mandiri meningkat hingga 31 persen lebih tinggi dibandingkan puncak Lebaran tahun 2021 yang lalu,” kata Luhut.[]