Pelopor.id | Berbagai leading indicator di awal tahun 2022 mengindikasikan prospek perekonomian Indonesia yang baik. Meningkatnya indeks keyakinan konsumen (IKK) turut mengindikasikan pemulihan kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi. Sejalan dengan prospek itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% pada tahun ini.
Dari sisi kebijakan ekonomi, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga akan dilanjutkan pada tahun ini dan diarahkan untuk memberikan dukungan langsung kepada masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan perlindungan sosial. Alokasi anggaran Program PEN tahun ini sebesar Rp 455,62 triliun akan didorong untuk front-loading. Kebijakan itu diharapkan dapat mendorong keberlanjutan pemulihan ekonomi di triwulan I-2022.
Berbagai insentif telah dilanjutkan, antara lain Insentif Fiskal PPN DTP Perumahan, PPnBM DTP Kendaraan Bermotor Roda 4, Perluasan Program BT-PKLWN dan Subsidi Bunga KUR. Dukungan insentif lainnya juga akan segera dikeluarkan sebagai bagian dari Program PEN untuk menstimulus aktivitas ekonomi di tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu dalam keynote speech pada acara Kuliah Umum yang bertajuk Strategi Percepatan Pengembangan Digitalisasi dan Kewirausahaan Pada Mahasiswa yang berlangsung di Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, Sabtu (05/03/2022).
“Momentum pemulihan ekonomi ini perlu untuk kita jaga dan tingkatkan bersama sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat, serta untuk tumbuh tinggi dan keluar dari Middle Income Trap dalam jangka menengah panjang. Reformasi struktural menjadi kuncinya, terutama dalam peningkatan kualitas SDM dan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya.
Hingga 2030, Indonesia diprediksi membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang. Pengembangan keterampilan digital diperkirakan menyumbang Rp 4.434 triliun kepada Produk Domestik Bruto (PDB) di tahun 2030 atau setara dengan 16%.
“Hal tersebut akan menjadi peluang yang besar bagi ekonomi Indonesia apabila dapat dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan talenta digital ini juga akan berperan sebagai akselerator bagi wirausaha,” ujar Airlangga.
Saat ini, pemerintah telah memfasilitasi pengembangan lembaga inkubator di berbagai kota di Indonesia. Pemerintah juga telah menetapkan sistem pemeringkatan lembaga inkubator yang dilakukan oleh tim asesor berdasarkan penunjukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah juga memberikan dukungan pengembangan talenta digital melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy.
Ketiga program itu akan membantu pengembangan keterampilan digital dari level basic hingga advance. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong digitalisasi UMKM sehingga dapat meningkatkan produktivitas UMKM. Dukungan pembiayaan bagi wirausaha maupun UMKM juga telah diberikan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Segmentasi KUR yang telah terbagi menjadi KUR super mikro, mikro dan kecil, dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa yang ingin membangun usahanya sejak dini.
Sepanjang tahun 2021, pembiayaan KUR telah disalurkan sebesar Rp 280,17 triliun dan diberikan kepada 7,38 juta debitur. Pembiayaan KUR ini akan terus dilakukan di tahun 2022. Adapun hingga akhir Februari 2022, pembiayaan KUR telah tersalurkan sebesar Rp 55,06 triliun kepada 1,26 juta debitur.[]