Pelopor.id – Koperasi Produsen Sari Buah Kopi dari Desa Mekarsari, Cikajang, Garut, Jawa Barat, melepas ekspor kopi yang dipesan Belanda. Pesanan itu, sebanyak 2 kontainer dengan nilai ekspor sebesar Rp4 miliar. Ekspor kopi tersebut, dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik antara PT Astra Internasional Tbk dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menurut Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM, Luhur Pradjarto ekspor ini menjadi bukti bahwa dengan pengelolaan dan kerjasama yang baik oleh berbagai pihak, ekspor produk perkebunan bisa dilakukan oleh koperasi. Hal ini, disampaikannya dalam acara Pelepasan Ekspor Kopi tersebut, Rabu, (2/3/2022).
“Kegiatan pelepasan ekspor seperti ini diharapkan dapat berkelanjutan, tidak berhenti disini saja, agar menghasilkan nilai ekspor yang terus meningkat. Saya sangat bangga dan apresiasi sekali dengan optimisme para petani milenial ini untuk memajukan komoditas unggulan daerah khususnya kopi,” tutur Luhur.
Luhur menyampaikan, permintaan kopi dunia saat ini trennya sedang meningkat. Pada 2021 lalu volume ekspor kopi Indonesia mencapai 380,17 ribu ton atau naik sekitar 1,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 375,60 ribu ton. Sedangkan nilai ekspor kopi sebesar USD842,52 juta. Terdapat kenaikan sekitar 4,11 persen dibandingkan 2020 yang sebanyak USD809,20 juta.
Luhur menambahkan bahwa Pemerintah juga siap memfasilitasi para pelaku UMKM dan koperasi mendapatkan akses pembiayaan murah karena targetnya tahun 2024 sebesar 30 persen kredit perbankan untuk UMKM.
Hal senada disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Menurutnya, masa depan ekonomi Indonesia ditopang olah sektor pertanian dengan syarat harus dipadukan dengan teknologi. Oleh sebab itu dia berharap para lulusan perguruan tinggi dapat kembali ke desa untuk membangun ekonomi dengan konsep modern.
“Ini bisa terwujud dengan kolaborasi pentahelix yang erat. Jawa Barat itu ekspor rata rata per tahun untuk produk pertanian Rp200 milar. Mudah mudahan bisa kita tingkatkan sampai triliun dengan praktik yang baik seperti har ini sehingga Jawa Barat bisa menjadi unggulan eksportir kopi di Indonesia,” tegasnya.
Sementara Rektor IPB, Arif Satria menyatakan pihaknya kini telah mendampingi 53 desa di Jawa Barat untuk mengembangkan produk lokalnya agar bisa menembus pasar ekspor. Di sektor pertanian, dia berharap para petani yang tergabung dalam wadah koperasi atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dapat mengaplikasikan teknologi inovasi yang dikembangkan oleh IPB agar produktivitasnya meningkat.

“Kita terus berupaya meningkatkan inovasi, alhamdulillah desa-desa yang kita dampingi mulai berkembang. IPB berusaha maksimal mendongkrak potensi desa terutama di masa krisis sektor pertanian selalu unggul tahan banting dan tidak pernah mengalami kontraksi,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Koperasi Produsen Sari Buah Kopi, Juanda bersyukur bahwa perjuangannya untuk membangun koperasi produksi kopi akhirnya membuahkan hasil. Walaupun usia koperasi masih tergolong muda namun untuk pemrosesan dan produksi kopi sudah dilakukannya selama tujuh tahun.
Selama itu, jatuh bangun membangun koperasi produksi kopi telah dirasakannya. Dan kini koperasi dengan luas lahan produktif sebesar 2.815 hektare ini akhirnya pecah telor mengekspor produk kopi atas nama koperasi. []