Pelopor.id – Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengatakan, pihaknya akan dorong pemenuhan mutu dan standar produk untuk peningkatan ekspor melalui pencapaian 10.500 sertifikat Good Manufacturing Practices pada Unit Pengolahan Ikan.
“(Langkah ini) mendukung kebijakan dan program penangkapan ikan terukur, pembangunan Kampung Nelayan Maju, pembangunan kampung budidaya berbasis kearifan lokal, dan pengembangan budidaya berbasis komoditas unggulan ekspor,” tuturnya di Jakarta, Kamis (03/03/2022).
Artati juga melaporkan capaian kegiatan hingga Januari 2022 seperti terkait Komponen Infrastruktur Mutu, yaitu 2 dari 3 Lembaga Sertifikasi IndoGAP yang ada saat ini telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan siap untuk melaksanakan sertifikasi IndoGAP.
Selain itu, juga telah tersusun naskah final Peraturan Menteri tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian yang siap disahkan oleh Menteri yang menaungi BSN. Selain itu, Peta Jalan Pembangunan Laboratorium Metrologi Biologi Indonesia sudah selesai disusun, dan akan diintegrasikan ke dalam Rencana Strategi BSN.
Bahkan saat ini, 3 Laboratorium di bawah KKP dan Kementerian Perindustrian siap diakreditasi menjadi Produsen Bahan Acuan Mikrobiologi pertama di Indonesia, sementara 2 Laboratorium di bawah Ditjen Perikanan Budidaya KKP siap diakreditasi menjadi Penyedia Pengujian Profisiensi.
“31 SNI telah direvisi, dan SOP audit/inspeksi jarak jauh telah dilaksanakan untuk sertifikasi GMP dan HACCP,” tegas Artati.
Terkait Komponen Pemenuhan Standar bagi UMKM, yaitu telah tersedia 15 SOP perikanan budidaya yang sesuai dengan Kode Etik dalam Perikanan Budidaya yang Bertanggung Jawab (CCRF FAO), serta terdapat SNI dan beberapa Standar Internasional yang telah selesai diujicobakan.
Sementara sekarang, sedang dilakukan di antaranya sosialisasi untuk mencapai target implementasi oleh 2.500 pembudidaya ikan se-Indonesia, dilakukan transformasi 7 SOP ke dalam modul pelatihan, dilakukan digitalisasi SOP menjadi media ajar penyuluh, dilakukan blended learning di Politeknik AUP Jakarta, serta telah terbentuk 7 mitra program dan 80 UMKM pengolah yang mendapatkan sertifikat GMP.
“Sebagai contoh, sekitar 26,5% nilai ekspor UPI di Tarakan yang saat ini menjadi mitra penerima kegiatan GQSP mengalami peningkatan, karena terjadinya penambahan pasar baru,” ungkapnya.
Dari komponen Budaya Mutu, yaitu tersusunnya 5 rekomendasi kebijakan bidang mutu yang telah diadopsi oleh KKP, tersedianya 46 laboratorium perikanan yang terdaftar di jejaring laboratorium internasional, serta lebih dari 10.000 peserta telah dilatih atau mengikuti kegiatan awareness campaign, baik perwakilan dari pembina mutu, inspektur mutu, maupun penyuluh perikanan.
Guna mencapai target peningkatan ekspor udang 250% di 2024, situs web dan branding udang Indonesia telah diluncurkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia.
“Tentu dengan semua yang kita lakukan tersebut, kita berharap tidak ada lagi penolakan produk kelautan dan perikanan Indonesia di pasar internasional,” pungkasnya. []