Pelopor.id | Perusahaan pembayaran online asal Amerika Serikat (AS), PayPal Holdings Inc berhenti menerima pengguna baru di Rusia, sebagai tindak lanjut aksi Rusia yang menginvasi Ukraina.
Bahkan, Wakil Menteri Ukraina untuk Transformasi Digital Alexander Bornyakov meminta PayPal mengambil tindakan lebih luas dan menutup seluruh bisnisnya di Rusia.
“Jika PayPal mendukung nilai-nilai demokrasi, itu harus keluar dari Rusia,” katanya seperti dikutip dari Reuters.
Menanggapi permintaan itu, juru bicara PayPal menjelaskan bahwa PayPal seperti mayoritas rekan-rekannya, saat ini masih aktif menavigasi implikasi sanksi terhadap Rusia.
Selain itu, Bornyakov juga meminta bantuan sumbangan dari PayPal yang akan difokuskan untuk Angkatan Bersenjata Ukraina, terkait dengan amunisi dan senjata api.
“Sejak krisis ini dimulai, PayPal telah secara aktif bekerja untuk memungkinkan sumbangan untuk upaya penggalangan dana nirlaba untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan Ukraina,” kata pihak Paypal dalam sebuah pernyataan.
Untuk diketahui, perusahaan kartu pembayaran yang berbasis di AS seperti Visa Inc, Mastercard Inc dan American Express Co bersama penyedia pembayaran seluler Apple Pay dan Google Pay juga telah memblokir sejumlah lembaga keuangan Rusia.
Di sisi lain, Moskow pun telah menanggapi sanksi tersebut dengan memblokir investor asing, yang memegang saham dan obligasi Rusia senilai puluhan miliar dolar, agar tidak bisa keluar dari Rusia.[]