Pelopor.id – Langkah Rusia menyerang Ukraina terus mendapatkan sanksi dari berbagai macam pihak. Kali ini, sanksi datang dari ExxonMobil. Perusahaan minyak dan gas multinasional yang berkantor pusat di Irving, Texas, Amerika Serikat itu, bakal hengkang dari Negeri Beruang Merah, termasuk dari ladang minyak lepas pantai raksasa Sakhalin, di Timur Jauh Rusia.
Fasilitas di Sakhalin, yang dioperasikan Exxon sejak produksi dimulai pada 2005 silam, merupakan salah satu investasi langsung terbesar di Rusia, menurut situs web Exxon. Operasi tersebut telah memompa minyak dan gas hingga 300.000 barel per hari.
“Kami menyesalkan tindakan militer Rusia yang melanggar integritas wilayah Ukraina dan membahayakan rakyatnya,” tutur Perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Langkah ExxonMobil, mengikuti keputusan sebelumnya oleh kelompok energi Inggris BP dan Shell untuk menarik diri dari proyek bersama di Rusia. Sedangkan Total Energies Prancis akan tetap berada di Rusia, tetapi menahan diri untuk tidak menginvestasikan lebih banyak uang di sana.
Exxon telah mulai mengeluarkan karyawannya yang merupakan warga negara Amerika Serikat dari Rusia. Sementara tahun lalu, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 1.000 orang di seluruh Rusia yang berkantor di Moskow, St. Petersburg, Yekaterinburg dan Yuzhno-Sakhalinst berdasarkan situs resmi perusahaan.
Di Pulau Sakhalin, Exxon mengoperasikan tiga ladang minyak dan gas lepas pantai besar. Ladang migas itu beroperasi atas nama konsorsium internasional perusahaan Jepang, India, dan Rusia. Sebelumnya, Exxon telah memajukan rencana untuk menambah terminal ekspor gas alam cair di lokasi tersebut. []