Pelopor.id | Grup pertambangan global, Rio Tinto mencetak rekor laba tahunan dan rekor dividen setahun penuh senilai USD 16,8 miliar. Capaian itu antara lain didorong oleh kenaikan harga bijih besi dan tingginya permintaan dari Tiongkok.
“Neraca kami adalah yang terkuat setidaknya selama 15 tahun terakhir,” kata Chief Executive Officer (CEO) Rio Tinto Jakob Stausholm, seperti dikutip dari Reuters.
Rio Tinto juga mengumumkan dividen khusus final sebesar USD 62 sen per saham dan dividen final sebesar USD 4,17 per saham. Angka ini lebih tinggi dari dividen final tahun sebelumnya yang sebesar USD 3,09 per saham, sehingga total dividen tahun 2021 menyentuh rekor USD 10,40 per saham.
Untuk tahun ini, Rio Tinto memprediksi pengiriman bijih besi akan lebih rendah, akibat kekurangan tenaga kerja sebagai dampak dari pandemi.
Selain itu, Rio Tinto juga berkomitmen mengeksplorasi semua opsi di Serbia, yang menutup proyek lithium Jadar senilai USD 2,4 miliar. Kini, perusahaan tersebut tengah meninjau dasar hukum dari keputusan tersebut dan implikasinya terhadap kegiatannya di Serbia.
“Apa yang kami tawarkan sekarang adalah keterlibatan yang berarti dengan para pemangku kepentingan,” ujar Stausholm.[]