Pelopor.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, secara institusi PBNU dan NU tidak boleh mendukung capres dan cawapres tertentu di Pilpres 2024 mendatang. Hal ini merupakan keputusan muktamar sejak 1984.
“PBNU dan NU secara institusional pokoknya tidak boleh ikut-ikutan mendukung capres dan cawapres tertentu karena sudah merupakan keputusan muktamar sejak 1984,” tutur pria yang akrab disapa Gus Yahya ini di Yogyakarta, Sabtu(1/1/2021).
Ia menegaskan, NU harus kembali ke khittah. Bila NU ikut dalam dukung mendukung capres dan cawapres maka hal tersebut melanggar amanat muktamar.
Oleh sebab itu, Gus Yahya sekali lagi menegaskan kembali posisi NU pada kontestasi pilpes mendatang adalah tidak mendukung capres cawapres tertentu.
Dirinya juga tidak memedulikan jika nantinya ada upaya untuk menarik narik NU untuk mendukung salah satu pasangan capres cawapres.
Meski demikian, warga NU dipersilahkan untuk memilih capres dan cawapres dengan bebas lantaran itu merupakan hak tiap warga negara. Yang tidak dibolehkan adalah dukungan dari PBNU dan NU secara institusional.
“Memang NU tidak boleh ikut dalam kompetisi politik, atau menjadi kompetitor serta menjadi pihak dalam kompetisi politik. Titik,” tandas Gus Yahya.
Ia juga tidak peduli jika dengan posisi NU tersebut akan ada konsekuensi untuk tidak masuk dalam pemerintahan.
“Mau di dalam kekuasaan atau di luar kekuasaan terserah apapun konsekuensinya, tidak peduli,” pungkasnya. []












