Pelopor.id – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengingatkan agar rencana akuisisi StreetScooter oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) dikaji secara hati-hati, mendalam dan transparan, dengan melibatkan para ahli. Menurutnya, hal tersebut diperlukan untuk mengetahui apakah rencana ini memang perlu dan sesuai kebutuhan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
“Jangan sampai kita membeli atau mengakuisisi sebuah aset, sebuah teknologi yang justru tak aplikatif, menimbulkan mudarat/permasalahan pasca akuisisi dan tidak bermanfaat sama sekali,” tuturnya Kamis, (2/12/2021).
Sementara Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, rencana akuisisi StreetScooter oleh IBC telah melalui kajian dan rapat.
“Kalau (ada pihak) yang tidak mau (rencana akuisisi IBC), bergeser saja,” ucapnya.
Baca juga :
- Nissan Siapkan Dana US$ 17,5 Miliar untuk Percepat Produksi Mobil Listrik
- Xiaomi Dirikan Pabrik Mobil Listrik di China
Bahlil berpandangan, opsi akuisisi adalah pilihan yang bisa ditempuh dalam mengembangkan industri mobil listrik selama kalkulasi bisnisnya masuk akal dan transparan.
“Untuk punya (industri) mobil (listrik), kan ada dua strategi, bangun sendiri atau akuisisi yang sudah punya. Kalau bangun sendiri, saya melihat masih butuh waktu. Opsinya adalah akuisisi,” tegas Bahlil.
Sebelumnya beredar Informasi yang menyebut akhir November tahun ini mestinya IBC sudah harus melunasi transaksi akuisisi kepada StreetScooter. Nilai akuisisi tersebut kabarnya mencapai US$ 170 juta atau setara Rp 2,44 triliun. Belakangan ini, rencana tersebut memantik kontroversi, lantaran anak usaha DHL Group itu pada tahun 2020 masih merugi hingga 318 juta Euro. []












