Sandiaga Uno Dorong Desa Wisata Koto Mesjid Riau Ekspor Produk Olahan Ikan Patin
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dorong Desa Wisata Koto Mesjid Riau ekspor produk olahan ikan patin. (Foto: Pelopor/Kemenparekraf)
Pelopor.id | Tahapan visitasi dan penilaian terhadap 50 desa wisata terbaik di Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 terus digulirkan. Kali ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno melakukan visitasi ke Desa Wisata Koto Mesjid yang terletak di kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Minggu (12/09/2021).
Desa Wisata Koto Mesjid lebih dikenal dengan sebutan Kampung Patin, karena memiliki budidaya ikan patin yang luar biasa, sehingga desa ini mempunyai moto ‘tiada rumah tanpa kolam’. Hampir setiap rumah yang ada di Kampung Patin memiliki paling tidak satu kolam patin. Dalam sebulan, masyarakat setempat dapat memanen 390 hingga 400 ton ikan patin. Desa ini juga merupakan pemekaran dari Desa Pulau Gadang pada tahun 1999.
“Hari ini kita melihat bahwa Desa Wisata Koto Mesjid sudah menjadi inspirasi, sudah menjadi satu semangat kita semua. Ini adalah simbol kebangkitan ekonomi nasional. Dan hari ini kita canangkan patin harus go internasional, menggantikan salmon. Karena ikan patin Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bergizi tinggi, terutama di Provinsi Riau dibandingkan dengan jenis ikan patin di negara lain,” kata Sandiaga.
Ikan patin di Desa Wisata Koto Mesjid diolah masyarakat menjadi berbagai macam produk kuliner dengan cita rasa yang unik, seperti kerupuk kulit patin, abon patin, bakso patin, siomay patin, nuget patin, otak-otak patin, cilok patin, ikan asin patin, batagor patin, hingga es dawet patin, serta ada juga keripik batang pisang, dan kelapa jelly (dekla). Tidak hanya itu, produk ekonomi kreatif di Kampung Patin ini juga sangat menarik. Misalnya, produk kriya dari hasil olahan bambu, seperti rotan dan pandan.
Yang tidak kalah menarik, Desa Wisata Koto Mesjid ini memiliki program home recycle creative, di mana produk-produk ekonomi kreatifnya memanfaatkan sampah yang masih layak pakai atau limbah paralon, lalu dibuat menjadi pot, tempat tisu, baki gelas, hiasan dinding dan piring lidi rotan. Ada juga produk fesyen yang dihasilkan, yaitu batik khas Kampar, tas rajut, hingga sendal rajut.
Keunggulan lain yang menjadi daya tarik Desa Wisata Koto Mesjid adalah wisata alam dan buatan. Untuk wisata alamnya, ada Sungai Kampar yang menjadi salah satu sungai terpanjang di Riau, dengan panjang 600 km. Ada juga Sungai Gagak yang memiliki air terjun yang indah, serta Lembah Aman dan Talau Pusako.
Sedangkan untuk wisata buatannya, ada danau atau waduk buatan yang pada tahun 1991 dimanfaatkan untuk PLTA. Namun, kini danau tersebut dijadikan sebagai tempat wisata karena memiliki pemandangan alam yang sangat cantik seperti di Raja Ampat, sehingga sering disebut ‘Raja Lima’ dari Riau. Danau buatan tersebut dapat dilihat dari Puncak Kompe, salah satu spot instagramable di desa ini.
“Saya berharap di masa pandemi COVID-19 ini akan semakin membuka peluang kita, untuk mencintai destinasi-destinasi wisata khususnya di Riau dengan hashtag KeRiauAja, tidak perlu ke luar negeri, karena jika kangen ke Raja Ampat ada di sini,” katanya.
Bagi wisatawan yang ingin bermalam di Desa Wisata Koto Mesjid tidak perlu khawatir, karena desa ini memiliki 18 homestay yang diberi nama homestay patin 1 hingga 18. Konsep yang diusung homestay ini adalah ‘rumah warga’, sehingga wisatawan dapat merasakan seperti tinggal sebagai warga lokal. []