Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini menyambangi Panglima TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur (17/02/2023) untuk mendiskusikan upaya – upaya percepatan penyaluran bantuan dan berkolaborasi dengan program – program TNI untuk daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal).
Selain terhambat dengan gangguan keamanan, keterbatasan transportasi juga menjadi tantangan serius. Kemensos tidak hanya menyalurkan bantuan permakanan, tetapi juga fasilitas pendukung lainnya termasuk pakaian, mesin atau alat penunjang lainnya, terutama jika terjadi bencana.
“Sekarang saya tambahkan bantuan kalau bencana ada pakaian. Dulu kan hanya dibantu dengan makanan. Saya gak bisa, kalo anak-anak itu kasian kadang gak bisa, makanya saya belikan pakaian anak, perempuan laki – laki,” Tutur Mensos.
Bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik juga harus didistribusikan segera untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat 3T. Untuk mengangkut air bersih dan solar cell, tentunya membutuhkan transportasi yang memadai.
“Kemarin itu juga ada yang bilang, ‘bu kita ndak ada air’. Saya bilang oke pak saya bantu cuma kan gimana aku bawa ke sana barangnya. Kalo naik heli. Naik pesawat itu kan maksimal hanya memuat 2,2 ton. Jadi kan tidak mungkin,” Sebutnya.
Mensos Risma juga menyampaikan bahwa pihaknya memiliki keterbatasan dalam peralatan transportasi untuk memastikan bantuan bisa menjangkau kawasan 3T. Oleh sebab itu, Mensos berharap dapat menjalin sinergitas Kemensos dan TNI, sehingga mengatasi berbagai tantangan di atas.
Menanggapi hal ini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyambut baik upaya Kemensos dalam upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat di daerah – daerah perbatasan Indonesia.
Menurutnya, TNI yang juga memiliki program di daerah – daerah perbatasan dapat berkolaborasi dengan Kemensos untuk membangun daerah – daerah tersebut dengan menyiapkan material serta mengerahkan anggota.
“Kita mix kan program Kemensos dengan TNI,” kata Laksamana Yudo. Tidak hanya untuk program – program untuk daerah perbatasan, TNI akan mendukung penyaluran bantuan ketika ada situasi tanggap darurat,” Ucap Laksamana Yudo.
“Di kami sudah kami tekankan pada jajaran jadi ketika ada tanggap darurat itu gak perlu ada perintah Panglima TNI. Jadi langsung menyebar lakukan evakuasi dan SAR. Memang dulu mereka sering menunggu, belum ada perintah.
Sekarang saya perintahkan kalo ada tanggap darurat tidak perlu menunggu perintah. Laksanakan, nanti baru saya perintahkan untuk legalitasnya apalagi yang sifatnya mendorong logistik, kami siap bantu,” Sambungnya.
Laksamana Yudo juga menegaskan pihaknya siap membantu Kemensos untuk transportasi dalam pegantaran bantuan.
“Bisa, nanti apa saja yg mau dibawa kita fasilitasi dengan kapal perang, tapi kalo perjalanannya panjang pake kapal saja, ada tempat tidurnya,” Tandas alumni AAL 1988 itu. []