Pelopor.id | Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan pada Juni 2022 jumlah kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai kurang lebih 350 ribu kunjungan atau naik tajam hampir 2 ribu persen (1.973,96 persen berdasarkan data BPS) dibandingkan Juni 2021. Sedangkan dibandingkan bulan sebelumnya (Mei 2022), pertumbuhannya meningkat 62,69 persen.
“Secara akumulatif jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-Juni 2022 sudah hampir 750 ribu atau naik hampir 1.000 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021,” Tuturnya saat “The Weekly Brief With Sandi Uno” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (22/08/2022).
Sandiaga menjelaskan, kenaikan ini juga dibarengi dengan peningkatan tingkat hunian kamar atau okupansi hotel pada Juni 2022 sudah mencapai 50 persen lebih atau naik 11,7 persen dibandingkan dengan Juni 2021. Kenaikan jumlah wisatawan tersebut juga dibarengi dengan peningkatan tren wisata baru pasca pandemi. Di mana wisatawan mengedepankan konsep personalize, customize, localize, dan smaller in size, serta penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi dan sentra ekonomi kreatif. Selain itu, Industri pariwisata juga telah memenuhi standar CHSE.
“Dengan meningkatnya kualitas dan jumlah realisasi kunjungan wisman pada 2021 sebesar 1,65 juta kunjungan dan (proyeksi) 2022 sebesar 1,8 hingga 3,6 juta kunjungan. Maka pada 2023, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan sebesar 3,5 sampai 7 juta kunjungan,” ungkap Menparekraf.
Selain peningkatan jumlah wisatawan, ekspor ekonomi kreatif dan digital juga mengalami peningkatan. Nilai ekspor ekonomi kreatif pada akhir tahun 2020 mencapai US$18,78 miliar dan mengalami peningkatan di tahun 2021 menjadi US$23,9 miliar atau sebesar 10 persen dari total nilai ekspor nasional. Kontribusi ekspor ekonomi kreatif terbesar berasal dari komoditi fesyen sebesar 61,6 persen, 31,3 persen dari komoditi kriya dan 6,9 persen dari komoditi kuliner.
Tren ekspor ekraf yang melesat tahun lalu akan terus berlanjut hingga tahun ini. Diproyeksikan ekspor ekraf akan mencapai US$25,14 miliar pada 2022. Fokus utama dalam meningkatkan ekspor ekraf adalah di tiga komoditas yaitu fesyen, kriya, kuliner.
“Namun tidak menutup kemungkinan adanya pembinaan terhadap komoditas lain sesuai dengan tren dan permintaan pasar, misalnya subsektor film, musik, aplikasi dan permainan yang sedang naik daun,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kemenparekraf juga menargetkan peningkatan jumlah startup digital yakni, sebanyak 200 startup pada tahun ini dan meningkat menjadi 300 startup di tahun depan. []