Pelopor.id – Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran pada sidang parlemen setempat mengumumkan bahwa negara tersebut mencatat 208.000 kasus baru Covid-19 pada Rabu (29/12/2021) yang merupakan lonjakan angka tertinggi sejak Pandemi dimulai.
“Saya tidak akan menyebut Omicron gelombang biasa lagi.. Saya akan menyebutnya gelombang pasang,” tutur Veran dilansir dari AFP
Veran menyebutkan, bahwa sekitar 10 persen dari populasi Perancis telah berkontak dengan seseorang yang terinfeksi Covid-19. Menurutnya, Prancis sedang mengalami ‘tsunami’ Covid-19 yang dipicu oleh varian Delta juga Omicron.
Sebelumnya ia juga telah memperingatkan, kasus positif ccovid-19 di Prancis bisa mencapai lebih dari 250.000 kasus setiap hari pada awal Januari, lantaran seminggu pesta Natal dan kumpul-kumpul keluarga yang tidak terbatas memicu penyebaran penyakit.
Perdana Menteri Perancis Jean Castex setelah pertemuan kabinet, mengumumkan beberapa langkah untuk mencoba menahan epidemi, Namun, pihaknya belum melarang pertemuan massal atau lockdown di negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Belanda.
Beberapa pembatasan baru, seperti larangan makan di kereta berkecepatan tinggi atau berdiri di kafe dan bar, dikecam oleh para kritikus dan lawan politik lantaran dianggap tidak terlalu efektif.
- Baca juga : Pergerakan Bitcoin dan Ethereum Terpengaruh Ketidakpastian Akibat Omicron
- Baca juga : Apple Tutup Seluruh Toko Ritelnya di New York City Akibat Omicron
Sementara kemarin, Pemerintah setempat mengumumkan, sekitar 1.600 kelab malam di Perancis akan tetap ditutup selama tiga minggu lagi setelah sempat diperintahkan tutup pada 6 Desember.
Pemerintah Paris sendiri, akan mewajibkan pemakaian masker di luar rumah mulai Jumat besok (31/12/2021). Bagi yang melanggar aturan ini akan dikenai denda sebesar 135 euro atau sekitar Rp 2,18 juta. Kewajiban pemakaian masker pun telah diberlakukan di tempat publik ruang tertutup dan di transportasi umum di seluruh Prancis. []












